Skip to main content

Asal Mula Car Seat

Mengajarkan Ghiffari terbiasa dengan car seat, Alhamdulillah bukan hal yang sulit. Karena dari awal kita mencoba membiasakan dia duduk dengan tenang di car seatnya.. Awalnya karena kebodohan emaknya car seatnya masih menghadap ke depan layaknya orang besar *abis emaknya yang norak mikirnya kasian amat anaknya kaga ada pemandangan :p*, setelah belajar sana sini baca sana sini dan tanya sana sini akhirnya sedikit demi sedikit lebih paham sama kegunaan car seat ini.

Car seat Ghiffari bawaan dari strollernya si ELLE merah. Penampakannya seperti di bawah ini :

Car Seat atau lebih tepatnya Child Safety Seats didesain khusus untuk anak-anak agar terhindar dari luka atau maut pada saat terjadinya kecelakaan *sambil ketok ketok meja mudah2an ga ngalamin*

Kalo di luar negeri sono penggunaan car seat ini harus sesuai dengan undang-undang lho. Sehigga penggunaannya sendiri jadi lebih effective.
Asal usul diciptakannya si car seat setelah melakukan penelitian bahwa banyak anak dibawah umur 14 tahun yang meninggal saat kecelakaan mobil karena mereka tidak berada dalam posisi yang tepat di kendaraan.
Gara gara ini jg Amerika Serikat sekarang menetapkan bahwa anak dibawah umur 14 tahun diharapkan menggunakan child safety seats sementara di Australia agak lebih ringan yaitu dibawah 7 tahun.
Di Indonesia? Wah kayanya blm ada yaa,, Gimana pula sama yang bawa bayi naek motor?

Ada 3 macam Child Safety Seat :
Infant seats - dipakai dari newborn sampai dengan kira-kira 14 kg dan HARUS selalu menghadap kebelakang. Nah ini yang sampai saat ini digunakan Ghiffari. 
Convertible seats - kalo yang ini banyak dipakai toddler atau preschool biasanya bisa menghadap ke depan dan bisa menghadap ke belakang. Tapi menurut source yg saya baca ada baiknya selama mungkin menghadap ke belakang kalo bisa sampai umur 4 taun. (Lama amat yaa?)
Booster seats - Nah kalo yang ini buat anak SD kali yaa biar tingginya sama ama orang dewasa. Penggunaannya menghadap ke depan.

Untuk keterangan lebih lengkap bisa dibaca disini 

Comments

Popular posts from this blog

Rangkuman Hasil Terapi Ghiffari selama setahun

Terhitung setahun kurang beberapa minggu (dulu mulai terapi awal February). Rekap Terapi selama satu tahun terakhir: Terapi awal 3 bulan pertama hanya Terapi Sensor Integrasi 2x seminggu. Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.45-09.30 Setelah 3 bulan konsultasi lagi ke dr.Luh kemudian ditambah Terapi Wicara, tapi karena baru ada space untuk 1kali. Jadi selama kurang lebih 3 bulan pertama terapi wicaranya hanya satu minggu sekali. Selasa 08.45-09.30 Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.45-09.30 Setelah ada space yang kosong akhirnya ditambah jadi 2x terapi. Selasa 08.45-09.30 Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.00-09.30 Begitu seterusnya sampai di bulan Oktober kemaren terapis wicaranya ijin cuti melahirkan. Akhirnya ada pergantian jadwal jadi lebih simple si. Cuma 2x sminggu tapi terapi tetep 2x Rabu 08.45-10.15 Jumat 08.00-09.30 Dan selama 1 tahun itu ada kurang lebih 4x pertemuan dengan dr.Luh (3bulan sekali). Untuk evaluasi hasil terapi per 3 bulan. Diagnosa kemungkinan PDD NOS

Sentuhan Ibu: Memberikan yang Terbaik untuk Anak

Tulisan yang dibuat untuk TUM:  Desember tahun ini Ghiffari, anak pertama kami, genap berusia 9 tahun. Berarti sudah 9 tahun lamanya saya menyandang profesi ibu. Dan artinya sudah sekitar 7.5 tahun saya berkutat dengan rutinitas terapi setelah Ghiffari didiagnosa PDD-NOS, salah satu dari 5 gangguan spektrum Autisme. Di awal kehidupannya, Ghiffari adalah bayi yang tidur larut malam, siang jadi malam, malam jadi siang, dan seringkali menangis tanpa sebab. Dugaan kolik mendorong kami untuk rutin memijatnya karena selain untuk mengurangi kerewelannya, saya percaya #SentuhanIbu secara fisik  meningkatkan  bonding  ibu dan anak. Kala itu saat menjalani kehidupan layaknya ibu baru, memiliki buku panduan tentang tumbuh kembang anak adalah hal yang wajib. Dari panduan itu pula saya menyadari ada perbedaan dalam tumbuh kembang Ghiffari sejak ia berusia 8 bulan. Pertanyaan saya ketika itu adalah ke mana sebenarnya pertanyaan ini harus diajukan? Apa yang harus kami lakukan kalau memang ke

a r r i v i s t e

Case 1 : Juleha (bukan nama sebenarnya) senang sekali beli tas baru, setiap pergi ke mall besar macam Grand Indonesia pasti foto depan counter Zar*, Mar* Jac*bs, Coa*h dan lain-lain. Bahkan Juleha berkata “Aduh seneng ya kalo pergi ke Long*hamp murah-murah banget tinggal ambil ini itu ga kerasa deh abis murah-murah kadang CUMA satu jutaan, tau-tau banyak aja” atau di saat lain “aduh banyak pameran mobil gini, gw jd suka pengen beli” Meninggalkan banyak muka ibu-ibu lain yang berdecak kagum mendengarnya. Lalu satu hari Juleha mengirim message ke salah seorang temannya, “Eh kalo biaya masuk sekolah bisa dicicil berapa taun gitu ga sih ko mahal banget ya?” FYI, uang masuk sekolah tidak lebih dari 40 juta (belum seharga mobil baru yang paling murah) Case 2: “Anakku tuh mba marah kalo ga dibeliin IPhone terus bapaknya ga tega yaudah akhirnya dibeliin aja” Supir sudah 3 bulan belum digaji Pembantu minta uang gaji yang dititipkan ke majikan, pas ditagih cuma