Skip to main content

Di tepi jurang

Ada masanya dalam hidup ketika saya berpikir saya berada di tepi jurang, melanjutkan impian untuk terbang adalah hal yang "dianggap" mustahil sementara terjun ke jurang itu namanya bunuh diri dunk.. Tepat berdiri di tempat berarti kita tidak memutuskan apa-apa.
Resiko untuk terbang adalah jatuh tapi menurut saya itu negative thinking, menurut saya positive thinking adalah ketika kita terbang terus sampai ke tujuan. Awan mungkin datang menghalangi atau bahkan badai dan juga hujan. Tapi perjalanan rasanya "kurang seru" tanpa hambatan. Bukan kurang seru aja si tapi nyaris tak mungkin.

Minggu malam beberapa waktu yang lalu kita nonton acara Mario Teguh, beliau bilang dalam hidup selalu ada pilihan, dari tiap pilihan ada baiknya dan ada kurangnya. Mana pilihan yang mesti diambil? Apapun itu segera putuskan. Tidak memilih itu resikonya lebih besar drpd memilih salah satu pilihan. "Persis seperti kata Ligwina Hananto bilang tidak berinvestasi lebih besar resikonya daripada investasi manapun :)"

Kenapa sih tiba-tiba jadi mellow. Saya cuma lagi merekap kejadian beberapa bulan terakhir, ketika merasa terpojok, ketika merasa direndahkan. Ketika setiap mata seakan menyalahkan. Terkadang saya pikir ketika lebih dari 2 orang menganggap saya salah mungkin bisa jadi saya memang salah. Saya coba intropeksi berkali-kali. Hasilnya cuma menghela napas.

Well, dalam hidup ujian makin hari makin berat, tapi itu akan membuat kita makin hari makin sabar sabaar sabaaaaaaarrr... :)

Post ini buat teman-teman yang sedang gundah gulana dan mengalami masa sulit... Tenang laaah ditemeninnn ko...

Comments

Popular posts from this blog

Rangkuman Hasil Terapi Ghiffari selama setahun

Terhitung setahun kurang beberapa minggu (dulu mulai terapi awal February). Rekap Terapi selama satu tahun terakhir: Terapi awal 3 bulan pertama hanya Terapi Sensor Integrasi 2x seminggu. Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.45-09.30 Setelah 3 bulan konsultasi lagi ke dr.Luh kemudian ditambah Terapi Wicara, tapi karena baru ada space untuk 1kali. Jadi selama kurang lebih 3 bulan pertama terapi wicaranya hanya satu minggu sekali. Selasa 08.45-09.30 Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.45-09.30 Setelah ada space yang kosong akhirnya ditambah jadi 2x terapi. Selasa 08.45-09.30 Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.00-09.30 Begitu seterusnya sampai di bulan Oktober kemaren terapis wicaranya ijin cuti melahirkan. Akhirnya ada pergantian jadwal jadi lebih simple si. Cuma 2x sminggu tapi terapi tetep 2x Rabu 08.45-10.15 Jumat 08.00-09.30 Dan selama 1 tahun itu ada kurang lebih 4x pertemuan dengan dr.Luh (3bulan sekali). Untuk evaluasi hasil terapi per 3 bulan. Diagnosa kemungkinan PDD NOS

Sentuhan Ibu: Memberikan yang Terbaik untuk Anak

Tulisan yang dibuat untuk TUM:  Desember tahun ini Ghiffari, anak pertama kami, genap berusia 9 tahun. Berarti sudah 9 tahun lamanya saya menyandang profesi ibu. Dan artinya sudah sekitar 7.5 tahun saya berkutat dengan rutinitas terapi setelah Ghiffari didiagnosa PDD-NOS, salah satu dari 5 gangguan spektrum Autisme. Di awal kehidupannya, Ghiffari adalah bayi yang tidur larut malam, siang jadi malam, malam jadi siang, dan seringkali menangis tanpa sebab. Dugaan kolik mendorong kami untuk rutin memijatnya karena selain untuk mengurangi kerewelannya, saya percaya #SentuhanIbu secara fisik  meningkatkan  bonding  ibu dan anak. Kala itu saat menjalani kehidupan layaknya ibu baru, memiliki buku panduan tentang tumbuh kembang anak adalah hal yang wajib. Dari panduan itu pula saya menyadari ada perbedaan dalam tumbuh kembang Ghiffari sejak ia berusia 8 bulan. Pertanyaan saya ketika itu adalah ke mana sebenarnya pertanyaan ini harus diajukan? Apa yang harus kami lakukan kalau memang ke

a r r i v i s t e

Case 1 : Juleha (bukan nama sebenarnya) senang sekali beli tas baru, setiap pergi ke mall besar macam Grand Indonesia pasti foto depan counter Zar*, Mar* Jac*bs, Coa*h dan lain-lain. Bahkan Juleha berkata “Aduh seneng ya kalo pergi ke Long*hamp murah-murah banget tinggal ambil ini itu ga kerasa deh abis murah-murah kadang CUMA satu jutaan, tau-tau banyak aja” atau di saat lain “aduh banyak pameran mobil gini, gw jd suka pengen beli” Meninggalkan banyak muka ibu-ibu lain yang berdecak kagum mendengarnya. Lalu satu hari Juleha mengirim message ke salah seorang temannya, “Eh kalo biaya masuk sekolah bisa dicicil berapa taun gitu ga sih ko mahal banget ya?” FYI, uang masuk sekolah tidak lebih dari 40 juta (belum seharga mobil baru yang paling murah) Case 2: “Anakku tuh mba marah kalo ga dibeliin IPhone terus bapaknya ga tega yaudah akhirnya dibeliin aja” Supir sudah 3 bulan belum digaji Pembantu minta uang gaji yang dititipkan ke majikan, pas ditagih cuma