Skip to main content

RESIGN = REMPONG

So, per 4 Agustus 2011 saya resmi jadi pengangguran :) eitsss bukan bukan bahasa kerennya Stay at Home Mom..

Beberapa waktu menghilang akibat kerempongan maha dahsyat, gara-gara sibuknya di kantor. Aneh? Iya aneh di hari hari terakhir di kantor, bos bos tercinta tiba-tiba aji mumpung dengan niatan suci mempekerjakan gw sampe polll... but then its okay for me.. at least the last thing i should do.

Alasan resign?

  1. Ikut suami kan yaa jelas ke negara dimana nyari makan halal susah :)
  2. Agak khawatir sama perkembangan Ghiffari yang belum ada tanda tanda mau ngomong yang jelas masih babbling :(
  3. I need a break, pengen belajar ngurus rumah, masak, nyuci, hidup mandiri... 

Rempong ternyata berenti kerja setelah 4 tahun merasakan nikmatnya dapetin fasilitas kantor. Ga cuma itu hampir semua tagihan bank dan kartu kredit masuk ke email kantor. Alhasil sebulan sebelum resign ngelist semua rekening dan ngalihin ke alamat email pribadi plus pindahin jadi alamat rumah. 
Belum lagi nomer kantor yang udah dikenal dimana mana harus dibalikin ke kantor, jadi ya buat yang nelepon ke nomer tsel maap yak.. nomernya udah kaga aktipp..

Di hari terakhir, balikin ID Card and SIM Card, tiket dan stiker parkir, minta tanda tangan sana sini..
Dan moment yang paling sedih adalah waktu ngirim farewell letter...

Beberapa orang bilang its "a touchy letter" so let me write it here...

Dear All,
As most of you know, today is my last day with  CSI.
My heart skips a beat when I say goodbye to all of you. I will be
treasuring the fond memories of my life span with this prestigious
organisation. Those precious moments some happy and some sad. Those
friendly visits by the Manager. Those Team Works. An also those customer
with their expectation. :-)
I would like to take this opportunity to thank everyone for the support
I received here at CSI and to let you all know that I have appreciated
the friendly atmosphere in which I have worked.
The beginning of new life in a different role, I'm seeking for your
prayers and blessings,, and while I am excited for this future I will
never forget the career that I enjoyed here.
Thank you all for making it possible for me to say that.
 Sedih
 Pastiiiiiiii... Its been 4 great years... Single, Married, Pregnant, Having Baby... even I lost my father and grandma while I'm working here.. Entah berapa banyak teman kerja who turns out to be a great friend here...

But then life must go on.. And this is not the end..

Semangkaaaa!!! *mau nyuci piring dulu :p*
 

Comments

  1. huuu..hu.hu.. kapan giliran dirikuw resign.... salam kenal ya mbak.. ^_*

    ReplyDelete
  2. mudah2an segera ya bunda :) semangkaaa....

    ReplyDelete
  3. iia uda mundur ajja sejenak, ambil jarak dari masalah yg ada sekarang.. biar semua bisa terlihat lebih clear :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rangkuman Hasil Terapi Ghiffari selama setahun

Terhitung setahun kurang beberapa minggu (dulu mulai terapi awal February). Rekap Terapi selama satu tahun terakhir: Terapi awal 3 bulan pertama hanya Terapi Sensor Integrasi 2x seminggu. Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.45-09.30 Setelah 3 bulan konsultasi lagi ke dr.Luh kemudian ditambah Terapi Wicara, tapi karena baru ada space untuk 1kali. Jadi selama kurang lebih 3 bulan pertama terapi wicaranya hanya satu minggu sekali. Selasa 08.45-09.30 Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.45-09.30 Setelah ada space yang kosong akhirnya ditambah jadi 2x terapi. Selasa 08.45-09.30 Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.00-09.30 Begitu seterusnya sampai di bulan Oktober kemaren terapis wicaranya ijin cuti melahirkan. Akhirnya ada pergantian jadwal jadi lebih simple si. Cuma 2x sminggu tapi terapi tetep 2x Rabu 08.45-10.15 Jumat 08.00-09.30 Dan selama 1 tahun itu ada kurang lebih 4x pertemuan dengan dr.Luh (3bulan sekali). Untuk evaluasi hasil terapi per 3 bulan. Diagnosa kemungkinan PDD NOS

Sentuhan Ibu: Memberikan yang Terbaik untuk Anak

Tulisan yang dibuat untuk TUM:  Desember tahun ini Ghiffari, anak pertama kami, genap berusia 9 tahun. Berarti sudah 9 tahun lamanya saya menyandang profesi ibu. Dan artinya sudah sekitar 7.5 tahun saya berkutat dengan rutinitas terapi setelah Ghiffari didiagnosa PDD-NOS, salah satu dari 5 gangguan spektrum Autisme. Di awal kehidupannya, Ghiffari adalah bayi yang tidur larut malam, siang jadi malam, malam jadi siang, dan seringkali menangis tanpa sebab. Dugaan kolik mendorong kami untuk rutin memijatnya karena selain untuk mengurangi kerewelannya, saya percaya #SentuhanIbu secara fisik  meningkatkan  bonding  ibu dan anak. Kala itu saat menjalani kehidupan layaknya ibu baru, memiliki buku panduan tentang tumbuh kembang anak adalah hal yang wajib. Dari panduan itu pula saya menyadari ada perbedaan dalam tumbuh kembang Ghiffari sejak ia berusia 8 bulan. Pertanyaan saya ketika itu adalah ke mana sebenarnya pertanyaan ini harus diajukan? Apa yang harus kami lakukan kalau memang ke

a r r i v i s t e

Case 1 : Juleha (bukan nama sebenarnya) senang sekali beli tas baru, setiap pergi ke mall besar macam Grand Indonesia pasti foto depan counter Zar*, Mar* Jac*bs, Coa*h dan lain-lain. Bahkan Juleha berkata “Aduh seneng ya kalo pergi ke Long*hamp murah-murah banget tinggal ambil ini itu ga kerasa deh abis murah-murah kadang CUMA satu jutaan, tau-tau banyak aja” atau di saat lain “aduh banyak pameran mobil gini, gw jd suka pengen beli” Meninggalkan banyak muka ibu-ibu lain yang berdecak kagum mendengarnya. Lalu satu hari Juleha mengirim message ke salah seorang temannya, “Eh kalo biaya masuk sekolah bisa dicicil berapa taun gitu ga sih ko mahal banget ya?” FYI, uang masuk sekolah tidak lebih dari 40 juta (belum seharga mobil baru yang paling murah) Case 2: “Anakku tuh mba marah kalo ga dibeliin IPhone terus bapaknya ga tega yaudah akhirnya dibeliin aja” Supir sudah 3 bulan belum digaji Pembantu minta uang gaji yang dititipkan ke majikan, pas ditagih cuma