Good news..
Rumah baru kita akan serah terima di akhir bulan
depan. Yeay!
Jadi ya selama hampir 6 tahun menikah, 4 tahunnya kita
tinggal di rumah Mama. Alasannya ya karena Mama sendirian sejak Papa meninggal
6,5 tahun lalu. Terbiasa dengan kondisi tinggal di rumah yang posisinya di
pojokan dengan pemandangan ada kolam ikan dan kebun di sekeliling rumah, mau
gak mau kita jadi berpikir bahwa suatu hari nanti pengen punya rumah yang adem
sepi kaya rumah Mama.
Seger donk, tiap pagi bisa liat yang hijau di
pekarangan plus bisa yoga di pelataran belakang rumah sambil menghirup udara
bersih dan segar. Heaven!
Situasi ini jadi salah satu pertimbangan kita pada
saat cari rumah. Tau donk gimana ribetnya kita cari rumah, dari post-post sebelumnya
di blog gini. Eh tapi tau ga sih, kita
sebenernya sempet ada keinginan untuk beli apartemen aja lho. Gara-gara
pengalaman kita tinggal di apartemen jaman kita masih di Taipei dulu.
Jadi coba di-share
ya plus dan minusnya dari kacamata kita selama tinggal di rumah dan apartemen
dan kenapa akhirnya memutuskan buat beli rumah dulu. Yah insyaAllah kalau ada
rejeki di masa yang akan datang mudah-mudahan bisa beli apartemen juga. Aamiin…
Apartemen di Taipei
Plus (+)
1.
Dulu jarak antara apartemen dan kantor Chaca di Taiwan
sekitar 10 menit berjalan kaki. Hemat waktu dan tenaga pastinya. Makan siang
bareng di rumah, sempat istirahat, ngobrol sebentar dan solat sebelum balik ke
kantor. Pulang kantor jam setengah 7 pun masih bisa keliling-keliling sekitar
apartemen jalan kaki.
2.
Kebetulan apartemen kita dulu di pusat kota jadi lebih gampang
kemana-mana, ke mall, belanja bulanan di groceries shop, ngopi cantik di coffee shop. Dan
yang paling penting rumah sakit besar maupun klinik banyak tersebar di sekitaran
apartemen.
3.
Fasilitas apartemen biasanya
menyediakan fitness centre,
kolam renang dan playground anak.
Kebetulan apartemen yang kita sewa dulu, gak punya fasilitas playground tapi di tiap belokan
sekitaran apartemen disediakan. Cocok buat pasangan muda dengan anak balita
yang biasa jalan pagi dan sore untuk bersosialisasi dengan teman seumurnya.
4.
Tingkat keamanannya juga bagus,
ditiap lantainya disediakan CCTV supaya kita bisa liat misalnya siapa yang ada
di lobby, atau apa kolam renang dan fitness centre sedang kosong atau
penuh.
Minus (-)
1.
Dengan harga yang sama dengan rumah,
agak sulit menemukan apartemen dengan luas sama. Ada keterbatasan ruang gerak
dan ruang terbuka kalaupun ada tidak terlalu besar juga. Apalagi buat
bagian laundry harus putar otak supaya semua cucian muat!
2. Karena
biasa dihuni oleh para pekerja atau pasangan baru menikah. Interaksi antar
penghuni cenderung lebih dingin. Kebetulan tetangga kami para pekerja yang
pulang malam, di beberapa lantai dihuni pramugari yang pulang hanya saat off dari
jadwal terbangnya.
3.
Tempat parkir yang terbatas karena
lahan yang sempit
4.
Lebih bising karena dekat dengan jalan raya dan banyaknya
kendaraan lalu lalang di sekitar apartemen
Rumah di Bogor
Plus (+)
1.
Kebanyakan perumahan sekarang
menggunakan sistem cluster, jadi tingkat keamanan lumayan terjamin walaupun
kebanyakan orang sekarang memang pasang CCTV di rumah masing-masing supaya bisa
memantau kegiatan dalam rumah sehari-hari pada saat mereka diluar rumah. Dengan
sekuriti yang biasanya diwajibkan hafal kendaraan pemilik rumah yang lalu
lalang beserta nama pemilik masing-masing rumah, menambah perasaan aman warga.
2.
Walaupun dengan ukuran mini tapi
masing-masing rumah punya taman, seminimnya bisa untuk bercocok tanam lho atau
memasang air mancur kecil di depan rumah
3. Udara
yang masih segar dengan pemandangan gunung. Enak kan ya bangun pagi hari buka
jendela udara pagi yang segar dingin, minim polusi dengan pemandangan
gunung.
4.
Untuk besar ruang sendiri, memang
tinggal di rumah lebih leluasa ya.
5.
Fasilitas yang dimiliki perumahan
mungkin ga jauh berbeda yah, sama-sama punya fitness centre tentunya dengan tempat lebih besar dan variasi alat
yang lebih banyak dan kolam renang anak dan dewasa ditambah lagi ada waterboom tapi lagi-lagi ada jarak yang lebih
jauh memisahkan walaupun bisa ditempuh dengan waktu 5 menit tetap terasa donk dibanding
di apartemen yang tinggal turun lift saja.
6.
Kondisi sekitar yang nyaman, jauh
dari hiruk pikuk kota dan kebisingan
7.
Tinggal dekat Mama, karena sekarang
kakak perempuan gw tinggal di rumah, Mama gak sendirian lagi di rumah ketika
nanti kita pindah rumah. Tapi rasanya lebih nyaman kalo tinggal dekat Mama,
ketika diperlukan gampang untuk datang dan membantu. Selain itu masalah titip
anak juga lebih gampang donk!
Minus (-)
1.
Dengan budget yang kita punya,
alhamdulillah mencukupi untuk beli rumah baru tapi dengan posisi yang agak
menjorok ke dalam. Jadi otomatis ada effort tambahan untuk keluar dari rumah
sampai dengan ke jalan besar. Ada sih jalan-jalan pintas yang bisa dilalui
dengan motor. Tapi tetap jaraknya lebih jauh dibanding punya apartemen di
tengah kota.
2. Karena
melintas kota untuk bekerja, banyak waktu yang terbuang di jalan, di
kendaraan/public transportation. Jarak tempuh ke kantor 1.5 jam - 2 jam sekali
jalan. Terbayang donk berapa jam sehari. Kebetulan gw sendiri seneng dengan
kondisi gini, sejam perjalanan kereta cukup buat baca buku sambil dengerin
koleksi iTunes. 1 jam ga berasa deh. Tapi kalo pulang kantor udah capek jadi
berasa banget deh umpel-umpelan di kereta itu.
3.
Agak jauh ke pusat kota
Dengan
melihat dan menimbang kondisi diatas akhirnya kita putuskan untuk beli rumah di Bogor. Dan ternyata dari riset yang ada, keluarga kami adalah
salah seorang dari 29.8% orang Indonesia yang tinggal bersama orang tua. Dan
salah seorang dari dari 90.4% orang Indonesia yang memutuskan tinggal di rumah
dibandingkan tinggal di apartemen yang hanya 5.3%.
Jadi
ternyata memang pilihan kita adalah mayoritas pilihan banyak keluarga di
Indonesia.
Wah senang nya udh mau serah terima ya...
ReplyDeleteKita juga dulu pas di Indo ya milih nya rumah ya. Sejak disini sayangnya blm bisa beli rumah, kemahalan hahaha
wah selamat ya.....
ReplyDelete