Skip to main content

Ghiffari Nowadays

I'm proudly announced....
BAWEL

Happy? Of course..
Walau kadang di jam yang agak kurang membahagiakan

------------------------------------------------------------------
Waktu menunjukkan pukul 23.00
*Udah kreyep-kreyep mau tidur*
Mah ini mataaaa *sambil dicolok
Mah ini iduung *sambil dipencet
Mah ini mulutttt*sambil dikerewet (gimana sih ini jelasinnya)
Mah ini telinga *sambil ditarik

Dengan pasrah gw bilang "Iya nak... Pinter amat anak mama" 

------------------------------------------------------------------
Pulang kantor capek sumpek karena berapa bulan belakangan kerjaan lagi dahsyat,
Sampe rumah disambut pangeran kecil
*cium dahi
*cium pipi kanan dan kiri
pegang pipi terus bilang "Sayangku Sayangku"

Persis kaya cara gw nyiumin dia...

------------------------------------------------------------------
Lagi sakit dateng ke neneknya..
G : Mau makan
N : Mau makan nasi? apa mau makan bubur?
G : Mau makan bubur
N : Bentar ya suruh mang Yadi beli dulu

10 menit kemudian
G : Mau makan bubur
N : Oh sebentar ya mang yadi belum pulang

Buburnya dateng disiapin di meja makan
G : Kerupuknya?
N : Oh iya iya lupa.. *padahal sengaja disumputin karena batuk

------------------------------------------------------------------

Mau cerita berapa post pun soal anak tuh ga ada abisnya ya....
Mau capek kerja
Mau ga enak badan

Tetep obatnya liat kelakuan anaknya..
  


Comments

  1. iya kadang cape sih ya dengerin anak bawel, tapi ya harus disyukuri, kalo anak bisa bawel, atau bikin rumah berantakan, itu tandanya mereka lagi sehat. ya gak... hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha... Iya bener! Kalo rumah berantakan itu berarti anaknya sehat dan energik :p

      Delete
  2. Ga ada abisnya krn membahagiakan, Lia. Jadi kita semangat jg buat nyritainnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya apalagi kalo yang kocak kocak... padahal kadang lucunya aja susah nyeritainnya kalo sama yang ga liat :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rangkuman Hasil Terapi Ghiffari selama setahun

Terhitung setahun kurang beberapa minggu (dulu mulai terapi awal February). Rekap Terapi selama satu tahun terakhir: Terapi awal 3 bulan pertama hanya Terapi Sensor Integrasi 2x seminggu. Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.45-09.30 Setelah 3 bulan konsultasi lagi ke dr.Luh kemudian ditambah Terapi Wicara, tapi karena baru ada space untuk 1kali. Jadi selama kurang lebih 3 bulan pertama terapi wicaranya hanya satu minggu sekali. Selasa 08.45-09.30 Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.45-09.30 Setelah ada space yang kosong akhirnya ditambah jadi 2x terapi. Selasa 08.45-09.30 Rabu 08.45-09.30 Jumat 08.00-09.30 Begitu seterusnya sampai di bulan Oktober kemaren terapis wicaranya ijin cuti melahirkan. Akhirnya ada pergantian jadwal jadi lebih simple si. Cuma 2x sminggu tapi terapi tetep 2x Rabu 08.45-10.15 Jumat 08.00-09.30 Dan selama 1 tahun itu ada kurang lebih 4x pertemuan dengan dr.Luh (3bulan sekali). Untuk evaluasi hasil terapi per 3 bulan. Diagnosa kemungkinan PDD NOS

Sentuhan Ibu: Memberikan yang Terbaik untuk Anak

Tulisan yang dibuat untuk TUM:  Desember tahun ini Ghiffari, anak pertama kami, genap berusia 9 tahun. Berarti sudah 9 tahun lamanya saya menyandang profesi ibu. Dan artinya sudah sekitar 7.5 tahun saya berkutat dengan rutinitas terapi setelah Ghiffari didiagnosa PDD-NOS, salah satu dari 5 gangguan spektrum Autisme. Di awal kehidupannya, Ghiffari adalah bayi yang tidur larut malam, siang jadi malam, malam jadi siang, dan seringkali menangis tanpa sebab. Dugaan kolik mendorong kami untuk rutin memijatnya karena selain untuk mengurangi kerewelannya, saya percaya #SentuhanIbu secara fisik  meningkatkan  bonding  ibu dan anak. Kala itu saat menjalani kehidupan layaknya ibu baru, memiliki buku panduan tentang tumbuh kembang anak adalah hal yang wajib. Dari panduan itu pula saya menyadari ada perbedaan dalam tumbuh kembang Ghiffari sejak ia berusia 8 bulan. Pertanyaan saya ketika itu adalah ke mana sebenarnya pertanyaan ini harus diajukan? Apa yang harus kami lakukan kalau memang ke

a r r i v i s t e

Case 1 : Juleha (bukan nama sebenarnya) senang sekali beli tas baru, setiap pergi ke mall besar macam Grand Indonesia pasti foto depan counter Zar*, Mar* Jac*bs, Coa*h dan lain-lain. Bahkan Juleha berkata “Aduh seneng ya kalo pergi ke Long*hamp murah-murah banget tinggal ambil ini itu ga kerasa deh abis murah-murah kadang CUMA satu jutaan, tau-tau banyak aja” atau di saat lain “aduh banyak pameran mobil gini, gw jd suka pengen beli” Meninggalkan banyak muka ibu-ibu lain yang berdecak kagum mendengarnya. Lalu satu hari Juleha mengirim message ke salah seorang temannya, “Eh kalo biaya masuk sekolah bisa dicicil berapa taun gitu ga sih ko mahal banget ya?” FYI, uang masuk sekolah tidak lebih dari 40 juta (belum seharga mobil baru yang paling murah) Case 2: “Anakku tuh mba marah kalo ga dibeliin IPhone terus bapaknya ga tega yaudah akhirnya dibeliin aja” Supir sudah 3 bulan belum digaji Pembantu minta uang gaji yang dititipkan ke majikan, pas ditagih cuma